Wilayah Jawa Barat khususnya
daerah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan atau biasa disebut
Ciayumajakuning, merupakan wilayah andalan dalam pengembangan beberapa jenis
mangga seperti mangga harummanis, gedong dan gedong gincu. Diantara jenis
tersebut mangga gedong gincu merupakan jenis unggulan yang mempunyai nilai produktif
dan kompetitif. Hal tersebut yang mendasari masyarakat Ciayumajakuning
menjadikan mangga jenis ini sebagai produk andalan atau “maskot” daerah baik skala nasional maupun skala internasional.
Berdasarkan data komoditas
hortikultura tahun 2015, produksi Mangga untuk daerah Jawa Barat dengan luas
panen 24.156 hektar mencapai 202.681 ton, mengalami penurunan dari tahun 2014 dengan
luas lahan panen 34.287 hektar yang volumenya mencapai 321.482 ton. Jumlah ini menggambarkan penyumbang
terbesar produksi mangga yaitu kabupaten Indramayu sebanyak 34%, kabupaten Majalengka
32%, Cirebon 18%, dan terakhir Kuningan 16%. Produksi tanaman buah di Kabupaten
Cirebon yang terbesar berada di wilayah Susukan Lebak yang mencapai 58.452
kwintal, Lemah Abang 37.710 kwintal dan Dukupuntang 29.240 kwintal.
Berdasarkan pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian tahun 2015, dalam skala Nasional nilai ekspor permintaan mangga
terbesar yaitu Singapura dan Uni Emirat Arab. Volume ekspor mangga nasional ke Singapura
mencapai 491.232 kg senilai 862.527 US$ sedangkan untuk Uni Emireat Arab
mencapai 322.290 kg senilai 282.975 US$. Daerah Jawa Barat sendiri menyumbang
25.230 kg senilai 47.114 US$ selama bulan Agustus sampai Desember 2015.
Banyaknya nilai ekspor mangga tidak lepas dari
peran para distributor sekligus eksportir buah nasional. Salah satu putra
daerah yang sukses menjadi distributor sekaligus eksportir buah yaitu Ahmad
Abdul Hadi atau biasa disebut Bapak Hadi. Pria kelahiran 7 Oktober 1984
merupakan salah satu pemilik perusahaan terkenal di Cirebon yang sudah 15 tahun
menjalankan usaha dalam distributor buah. Beliau adalah pemilik CV. Sumber Buah
yang beralamat di Jalan Sultan Agung Tirtayasa No. 4, Kedungdawa, Kecamatan Kedawung,
Cirebon. Bukan hanya menjadi distributor buah dalam negeri, beliau juga mengekspor
buah lokal hingga ke luar negeri.
Perusahaan ini awalnya hanya
sebuah kedai pedagang buah biasa yang dijalankan oleh ayah dari Bapak Hadi
yakni bapak H. Wawan Sukarya pada tahun 1977. Bisnis ini kemudian berkembang
menjadi penyuplai buah yang awalnya hanya ke wilayah Bandung Jawa Barat. Saat
ini jaringan distribusinya sampai ke wilyah Pekanbaru, Padang dan Sumatera.
Bukan hanya
itu saja, berkat kecerdasan Bapak Hadi dalam berbahasa terkhusus bahasa Arab
dan bahasa Inggris, beliau mampu mengekspor 1 ton mangga gedong gincu dan mangga
harum manis pada Oktober 2008 ke luar negeri. Hal ini merupakan ekspor perdana
dalam sepanjang sejarah perjalanan usahanya.
Tahun selanjutnya, Bapak Hadi mulai
aktif dalam memasarkan buah lokal ke negara selain Singapura, dengan bantuan
internet kini jaringan distribusinya sudah sampai ke Timur Tengah, seperti Arab
Saudi, Jeddah, Oman dan Dubai serta menyebar ke Hongkong dan Belanda. Mangga
merupakan tanaman yang berbuah pada bulan-bulan tertentu, untuk menyiasati
permintaan konsumen untuk mengekspor buah lokal, beliau tidak hanya mengekspor
mangga, tetapi juga manggis, rambutan, duku, dan buah naga. Penyuplai buah di
CV Sumber Buah juga bukan hanya para petani dari daerah Ciayumajakuning tapi
juga para petani dari Jawa Timur, Bali, bahkan Lampung.
Ruangan Packaging CV. Sumber Buah |
Proses
produksi dan packaging di CV. Sumber
Buah juga menyesuaikan permintaan masing-masing negara yang berbeda-beda.
Proses packaging dibedakan untuk
berat buah 1 kilogram, 3 kilogram dan juga 10 kilogram. Buah yang sudah masak
sekitar 70 – 80% dipetik pada sore hari, setelah sampai di gudang buah akan
melalui tahap penyortiran sampai dua kali sesuaib dengan grade layak ekspor, kemudian masuk dalam proses pangemasan jala
buah untuk menghindari kerusakan akibat gesekan antara kulit buah dengan
kardus, selanjutnya buah dimasukkan dalam kardus. Proses produksi dan
pengemasan buah ini membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga Bapak Hadi menyewa
tenaga kerja borongan yang sebagian besar adalah penduduk sekitar rumah beliau.
Menggeluti dunia distribusi dan
eksportir buah lokal bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan dan hambatan
yang dihadapi. Masa simpan buah yang cukup pendek menyebabkan sebagian buah
yang sampai ke tangan konsumen dalam keadaan tidak segar lagi atau lebih
buruknya busuk. Dalam kondisi tersebut, buah yang rusak tidak akan dibayar oleh
konsumen. Ketika hal ini terjadi, secara otomatis perusahaan akan mengalami
kerugian. Tantangan lainnya yang dihadapi yaitu pada saat pengiriman antar wilayah
di Indonesia menggunakan perjalanan darat yang membutuhkan waktu lebih lama.
Hal ini mengakibatkan buah mengalami penyusutan atau pengurangan dalam tonase
ketika sampai di konsumen sehingga kerugian puntidak bisa dihindari.
“Harapannya kedepan CV. Sumber Buah (SAE) dapat
berkembang menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT) sehingga teknologi dalam penyortiran,
pengemasan, hingga distribusi dapat memberikan yang terbaik kepada konsumen,
permintaan konsumen dapat terkirim dengan cepat dan bisa memberikan
kebermanfaatan untuk warga sekitar perusahaan”, ungkap Tati selaku staff
Keuangan CV. Sumber Buah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar