Jumat, 19 Mei 2017

Sunapin, Petani Mangga Sukses Asal Cirebon



Petani tidak selalu berkonotasi dengan kemiskinan. Petani boleh sukses dan kaya. Syaratnya mau bekerja keras, tekun dan pandai memanfaatkan peluang. Sukses menjadi petani karena jeli memanfaatkan peluang telah dibuktikan oleh Bapak Sunapin, pria berusia  45 tahun yang berasal dari Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Pria yang akrab disapa dengan Bapak Napin mengawali usaha taninya sejak tahun 1997 dengan lahan 0,3 hektar. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, beliau sudah mempunyai lahan 60 hektar yang tersebar di tiga kabupaten yaitu Cirebon, Kuningan dan Indramayu.
Rupiah yang dipanen dari lahan seluas 60 hektar dengan 3000 pohon mangga tentulahbukan angka yang kecil. Apalagi saat harga mangga meroket dan  permintaan tinggi. Dalam setahun, Bapak Napin mampu menghasilkan omset 2-4 milyar dari dua kali panen kebun buah mangga miliknya. Pendapatannya semakin besar dari usaha toko pertanian dan penyewaan truk.
Keberhasilan Bapak Napin menjadi petani sukses tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sering kali ”jatuh-bangun”, Bapak Napin baru bisa mengenyam hasil kerja kerasnya selama ini. Kesulitan yang dihadapi sebenarnya masalah klasik bagi setiap petani kecil seperti, sulitnya mengakses permodalan, gagal panen, serangan hama & penyakit pada tanaman yang dibudidayakan, dan jatuhnya harga komoditas pertanian di pasaran.
Beliau pernah merugi ketika berhektar-hektar pohon mangga di kebunnya terserang wereng dan lalat buah. Saat itu beliau merugi hingga 60%. Ketika hasil panen bagus tetapi pada waktu bersamaan harga komoditas pertanian mendadak ”jatuh”, tidak ada pilihan bagi Pak Napin, selain harus menerima kerugian. Seiring berjalannya waktu, semua rintangan itu mampu dilalui dengan kepercayaan diri dan sikap pantang menyerah.
Beliau menuturkan, ketika pertama kali menekuni usaha tani pada 1997 hanya bermodalkan tanah garapan milik orang tua seluas 0,3 hektar. Awalnya, karena jatah lahan garapan yang terlalu sempit, beliau memutuskan untuk menanam padi. Pada saat itu, di awal masa merintis usaha tani beliau tidak ingin merugi. Beliau serius mempelajari teknik budidaya padi dan memperhatikan waktu tanam. Ketekunan beliau membuahkan hasil. Beliau juga menanam cabai untuk menambah pundi-pundi rupiahnya. Berkat keberhasilan dalam budidaya cabai, dalam tempo 2 tahun mampu membeli lahan kering baru 1,5 hektar dan beberapa pohon mangga dari keuntungan panen cabai. Jumlah tanah baru yang beliau beli serta lahan garapan orang tua yang digunakan untuk bercoco tanam semakin meningkatkan penghasilannya sebagaui petani.
Harga mangga yang cukup stabil dan permintaannya banyak, membuat beliau memutuskan untuk fokus dalam buddidaya mangga. Mangga yang beliau budidayakan terdiri dari empat varietas yaitu Cengkir, Gajah, Gedong dan Arumanis. Sebagian dari lahan yang beliau garap untuk budidaya mangga masih menyewa dari petani lain. Beliau biasa membeli pohon mangga yang sudah berproduksi diatas umur 10 tahun.




Mangga yang sedang berbunga di kebun Pak Napin
Awalnya beliau menekuni budidaya mangga masih seperti kebanyakan petani lainnya. Beliau juga sering menggunakan bahan kimia untuk merangsang pembungaan dan pembuahan mangga. Bahan kimia ini mampu menggenjot produksi bunga dan buah di luar musim (off-season) namun memiliki efek negatif. Setelah tiga tahun, pohon menjadi kurang produktif lagi karena terlalu “dipaksakan“ berbunga & berbuah sehingga banyak petani yang rugi.
Berdasarkan pengalaman tersebut, beliau mulai menggunakan teknik budidaya mangga yang baik dan seimbang. Beliau menerapkan pengaturan waktu untuk pemupukan, penyemprotan dan pengendalian hama penyakit. Perlahan tapi pasti, pohon mangga tersebut kembali berbuah dan produktif lagi.

Beliau dulu hanya menggunakan pupuk NPK biasa ditambah pupuk KCl. Beliau menuturkan, buah yang dihasilkan per pohon masih sedikit. Kemudian beliau ditawari oleh salah satu agronomis untuk menggunakan produk NPK Premium Buamax. Sekitar 2000 pohon mangga telah dipupuk dengan menggunakan pupuk NPK Buamax. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan November. Adapun dosis yang digunakan bervariasi antara 1 kg sampai 3,5 kg per pohon menyesuaikan umur tanaman. Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk di sekeliling pohon dengan jarak 50-75 cm dari pangkal pohon. Setelah menggunakan pupuk NPK Buamax, jumlah bunga meningkat 60% dan keberhasilan bunga menjadi buah juga meningkat 90 – 100 %. Beliau merasa heran karena keberhasilan pembungaan dan pembuahan yang meningkat. Hal ini yang membuat gembira para petani. Beliau menuturkan buah mangga yang dihasilkan juga lebih besar dan kulitnya mulus. Salah satu pohon mangga yang berumur 35 tahun awalnya hanya mampu menghasilkan buah 1 ton pertahun, setelah menggunakan pupuk NPK Buamax pohon tersebut mampu menghasilkan 2,2 ton buah per tahun.  Panen mangga biasanya dilakukan pada bulan April-Juni dan September–Desember. Kebun mangga yang terdiri dari 3000 pohon mampu menghasilkan buah 500 ton dalam sekali panen. Selain dari kebun sendiri, beliau juga bermitra dengan petani-petani lain untuk menyuplai permintaan buah mangga di pasaran. Hasil panen mangga milik Bapak Napin sudah dipasarkan ke seluruh Jawa, Palembang, Lampung, Padang, Medan, bahkan diekspor ke Singapura.
Berkat kerja keras dan ketekunan, beliau mampu membeli rumah, mobil dan truk. Walaupun sudah mendulang kesuksesan, beliau tetap sederhana dan tidak sombong. Beliau lebih suka membeli lahan baru daripada untuk memperbesar rumahnya. Sosok beliau  menjadi panutan bagi para petani mangga di sekitarnya. Beliau juga tidak sungkan untuk membagikan ilmu dan pengalamannya dalm budidaya mangga kepada sesama petani lainnya [mf]. 


3 komentar:

  1. Assalamualaikum kak megu tani, boleh minta alamat lengkap atau kontak bapak sunapin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kak megu bisa mnta alamat pak sunapin untuk liputan.mksih

      Hapus